Sungguh suatu yang membanggakan ketika pendaki tuna daksa asal Indonesia Sabar Gorky berhasil mencapai puncak Carstenz puncak tertinggi di Indonesia. Prestasi yang sangat bagus mengingat dengan segala keterbatasannya dirinya mampu menaklukkan puncak gunung yang tidak sembarang pendaki bisa pergi ke sana.
Tetapi di balik senyum kebanggan, tim Carstenz Indonesia menemukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang pendaki yaitu meninggalkan sampah di gunung. Puncak Carstenz yang gunungnya masih sepi dari pengunjung dikarenakan medan yang sulit, ijinnya yang ribet serta biaya yang sangat besar untuk hitungan pendaki biasa. Tentu saja pendaki yang mengantongi ijin ke gunung ini bukanlah para pendaki sembarangan, mereka adalah pendaki-pendaki yang berpengalaman dari segi kemampuan dan juga etika, tapi ternyata mereka tetap melakukan kesalahan yang semoga tidak ditiru oleh pendaki-pendaki yang lain.
Saya mencoba memposting laporan dari salah satu reporter yang ikut dalam tim Carstenz 2015 yang menyaksikan dan ikut membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan oleh pendaki lain sebelum kedatangan tim Carstenz dari Indonesia. Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran bahwa ternyata senior-senior kita masih bisa juga melakukan kesalahan dan jangan sampai hal buruk ini ditiru oleh para pendaki lainnya. Di bawah ini adalah catatannya :
Ugimba - Gunung tertinggi
di Indonesia dan jarang didaki, mungkin kita
berpikir jalur pendakian Carstensz di Papua, bebas dari masalah sampah. Tapi
ternyata, tidak juga. Basecamp Lembah Danau-danau ada banyak sampah bertebaran.
Di balik rasa bangga dan
girang karena sudah mencapai Basecamp Danau-danau, perasaan sedih, kesal dan
kecewa turut kami rasakan. Perasaan yang muncul akibat melihat sampah
bertebaran di mana-mana.
Dari New Zealand Pass saja,
saya sudah menemukan banyak sampah bertebaran. Sampahnya kebanyakan berupa
botol minuman plastik, bekas alat-alat makan seperti sendok dan kotak nasi
sampai celana dalam.
Di Basecamp Danau-danau,
yang ketinggiannya 4.330 mdpl malah lebih parah. Memang, di sinilah tempat para
pendaki bermalam sebelum menuju Puncak Carstensz. Namun bukan berarti, mereka
bisa buang sampah sembarangan di sini.
"Parah ya, seharusnya
pendaki yang ke sini pengalamannya juga banyak dan bukan sembarang orang. Kalau
meninggalkan sampah sembarangan sih, mending nggak usah ke sini!" geram
Ericks Rachmat, salah seorang pendaki yang tergabung dalam tim Ekspedisi
Jurnalis ke Carstensz 2015.
Daftar-daftar sampah yang
kami temukan di Basecamp Danau-danau yakni, sisa tabung oksigen, aneka bungkus
makanan, sarung tangan, aneka bekas botol kecap dan sambal, kantung plastik,
sampai spons untuk cuci piring. Parah!
"Sebenarnya begini,
ada dua jenis sampah di sini. Sampah yang memang dibuang, biasanya sudah
dibungkus dan sampah yang masih bisa berguna. Maksudnya, sampah berupa sisa
makanan yang masih bagus dan bisa dimakan pendaki lain," ujar Hendricus
Mutter, ketua tim pemandu kami
Hendricus menambahkan,
sampah-sampah yang memang dibuang seharusnya dibakar agar tidak tersisa. Namun
tetap saja, ada beberapa pendaki yang bandel dan meninggalkannya begitu saja.
Tim Ekspedisi Jurnalis ke
Carstensz 2015 tidak tinggal diam. Jadilah di hari ke-13 atau 27 Agustus 2015,
kami mengisi kegiatan hari itu dengan membereskan sampah-sampah dan
mengumpulkannya di dalam karung. Selama satu jam lebih, total ada lima karung
sampah yang kami kumpulkan!
"Ini sih kebangetan,
benar-benar kebangetan. Jangan ditinggal kayak begini. Siapa yang mau bersihin
di tempat kayak begini," cetus Bambang Suprayogi, salah satu pendaki dari
tim kami.
Ada juga spanduk-spanduk
bertuliskan 'Denali Adventure', 'Mountainer Outdoor Wear' dan 'Iwak-P
Adventure'. Entah sengaja ditinggalkan atau bagaimana.
Di atas Puncak Carstensz
pun beberapa dari kami yang sudah melakukan 'summit attack' terlebih dulu juga
menemukan banyak sampah. Dari sampah bekas makanan ringan seperti biskuit
sampai sampah minuman botol plastik.
Belum selesai, terakhir
kami menemukan coretan vandalisme di bebatuan. Coretan itu bertuliskan,
'SIMBAH. BM TALIGAMA 2012 2015'. Entah milik siapa, tapi tentu ini bukanlah
sesuatu yang keren. Sungguh memalukan!
Tolong, kepada semua para
pendaki, jagalah kebersihan dan keindahan alam setiap kali Anda mendaki gunung.
Jangan buang atau meninggalkan sampah sembarangan apalagi sampai mencorat-coret
di batu dan sebagainya. Apa kata dunia?
Ingat prinsip para pendaki
gunung dunia: Leave nothing but footprints. Hanya jejak kaki yang boleh kita
tinggalkan, bukan sampah, spanduk organisasi atau coretan di bebatuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar